Pengikut

Senin, 18 Maret 2013

TAFAKUR


dakwatuna.com - Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah.” Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab Shahihul Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat hasan.

Hadits itu berbicara tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan. Namun, sejarah juga mencatat bahwa tidak sedikit manusia mengalami kesesatan dan kebinasaan akibat berpikir.

Karena itu, Rasulullah saw. menghendaki kita, kaum muslimin, untuk punya budaya tafakur yang akan bisa mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan, keimanan, dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Agar tujuan itu tercapai, Rasulullah saw. memberi rambu-rambu agar kita tidak salah dalam bertafakur. Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk bertafakur mengenai makhluk ciptaan Allah swt. Beliau melarang kita berpikir tentang Dzat Allah karena kita tidak akan mampu menjangkaunya, dan berpikir tentang Dzat Alllah bisa mengantarkan kita kepada kesesatan dan kebinasaan.

Rabu, 20 Februari 2013

Akibat Berkata Sombong Pengusaha Muslim Sukses Jatuh Bangkrut



Kisah ini diceritakan oleh seorang ulama ternama di kota Bandung yg saat ini
beliau masih hidup. Ulama ini mempunyai sahabat seorang pengusaha sukses yg kaya
raya dan sekaligus orangnya dermawan kepada orang-orang yg membutuhkan
pertolongannya. Pengusaha kaya ini kalau sedang menginfaqkan hartanya kpd fakir
miskin adalah harta yg terbaik yg dimilikinya tdk seperti kebanyakan orang saat
ini yg kalau memberikan harta kpd fakir miskin adalah memilih - milih terlebih
dahulu harta yg terjelek (terkecil).

Suatu hari Ulama ini bersama pengusaha kaya tsb sedang dalam perjalanan di kota
Jakarta utk memenuhi suatu undangan, tiba-tiba di perjalanan keduanya kedatangan
seorang pengemis yg meminta sedekah kpd Pengusaha kaya tsb, lalu sang pengusaha
merogoh kantongnya yg ada uang Rp.50ribuan karena sifatnya yg dermawan ia
langsung saja tanpa fikir panjang memberikan uang Rp.50rb tsb kpd pengemis tsb.